SUARAPOST.ID – Rektor Universitas Pohuwato, Dr. Gretty Syatriani Saleh, S.IP., M.Si, secara resmi membuka Seminar Nasional bertema “Urgensi Membangun Integritas dan Kompetensi Dosen, Guru, dan Mahasiswa Menuju Indonesia Emas 2045”. Dalam rangka milad senat fakultas hukum ke-6 tahun Universitas Pohuwato (UNIPO).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Senat Fakultas Hukum Universitas Pohuwato dan menghadirkan Hakim Agung Mahkamah Agung Republik Indonesia, Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M, sebagai narasumber utama yang berlangsung di aula Unipo, Jumat, (28/11/2025).
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Pohuwato, Dr. Gretty Syatriani Saleh menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mencetak generasi yang berintegritas dan kompeten. Ia berharap seminar nasional ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh dosen, guru, dan mahasiswa sebagai bekal implementatif dalam pengembangan kapasitas akademik dan karakter.
“Harapannya, kegiatan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya agar materi dan pemahaman yang diperoleh dapat diimplementasikan untuk membawa Universitas Pohuwato menjadi wadah strategis yang mampu mengangkat Kabupaten Pohuwato menuju masa depan Indonesia Emas 2045,” tutup Rektor.
Sementara itu, Wakil Rektor I Universitas Pohuwato, Hikman Katohidar, S.H., M.H, dalam kesempatan yang sama menegaskan bahwa seminar nasional tersebut merupakan bagian dari penguatan tridarma perguruan tinggi, khususnya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di lingkungan akademik.
Menurutnya, kehadiran Hakim Agung Mahkamah Agung RI, Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M, memberikan nilai strategis bagi pengembangan wawasan hukum dan pembentukan karakter civitas akademika. “Seminar ini tidak hanya memperkaya pengetahuan secara akademik, tetapi juga mempertegas pentingnya integritas dan kompetensi sebagai fondasi utama bagi dosen, guru, dan mahasiswa dalam menghadapi tantangan Indonesia Emas 2045,” ujar Hikman.
Ia menambahkan, Universitas Pohuwato terus berkomitmen menghadirkan kegiatan akademik berskala nasional sebagai upaya membangun kultur ilmiah yang kuat dan berkelanjutan.
“Kami berharap kegiatan seperti ini mampu mendorong mahasiswa dan dosen untuk berpikir kritis, beretika, serta memiliki tanggung jawab moral dalam menjalankan profesinya masing-masing, baik di dunia pendidikan maupun di tengah masyarakat,” pungkasnya.
