banner 728x250

Reshuffle Jabatan Picu Ketegangan, Rektor UNIPO: Kampus Bukan Arena Politik

banner 120x600
banner 468x60

SUARAPOST.ID – Suasana di lingkungan Universitas Pohuwato (UNIPO) memanas pascapelantikan pejabat struktural baru. Sehari setelah prosesi pelantikan digelar, sekelompok mahasiswa menggelar aksi demonstrasi yang berujung pada penyegelan ruang rektor.

Rektor Universitas Pohuwato, Dr. Gretty S. Saleh, S.Ip., M.Si., menegaskan bahwa kebijakan reshuffle merupakan langkah penyegaran organisasi untuk meningkatkan kinerja fakultas, bukan keputusan yang bersifat pribadi.

“Kami melakukan evaluasi terhadap beberapa pejabat struktural berdasarkan kinerja dan kebutuhan lembaga. Sebelum pelantikan, kami telah mengundang dekan Fakultas Teknik untuk membahas hasil evaluasi tersebut. Namun, yang bersangkutan justru menyampaikan akan ada aksi mahasiswa,” jelas Rektor Gretty, Rabu (28/10/2025).

Menurutnya, perombakan jabatan adalah hal wajar dalam tata kelola perguruan tinggi. Ia menyesalkan adanya upaya menggiring mahasiswa ke dalam konflik jabatan.

“Kampus bukan arena politik jabatan. Kami terbuka terhadap aspirasi, tetapi harus melalui mekanisme yang benar. Mahasiswa dapat menyampaikan pendapat lewat program studi, lalu ke dekanat, dan bila belum ada solusi baru ke rektorat. Ini tiba-tiba demo tanpa pemberitahuan, bahkan sampai menyegel ruang rektor. Itu tindakan yang tidak dapat dibenarkan,” tegasnya.

Rektor memastikan, pihak universitas akan memanggil mahasiswa yang terlibat dalam aksi tersebut untuk dimintai klarifikasi.

“Kami akan undang mahasiswa yang ikut demo. Jika terbukti melanggar tata tertib kampus atau terlibat dalam penyegelan, akan diberikan sanksi akademik sesuai ketentuan,” ujarnya.

Dalam aksi tersebut, mahasiswa menyuarakan penolakan terhadap kebijakan reshuffle di tingkat fakultas. Seorang peserta aksi menyebut bahwa mereka belum melihat alasan kuat atas pergantian pejabat di lingkungan fakultasnya.

“Kami menolak adanya reshuffle di jajaran fakultas kami, karena kami merasa belum ada alasan yang jelas untuk pergantian itu,” ujar salah satu peserta aksi.

Namun, pihak rektorat menilai tuntutan mahasiswa tersebut tidak sesuai dengan mekanisme pengelolaan universitas. Jabatan struktural, kata Rektor Gretty, merupakan kewenangan penuh pimpinan universitas berdasarkan hasil evaluasi dan kebutuhan kelembagaan, bukan berdasarkan pertimbangan organisasi mahasiswa.

Lebih jauh, Rektor Gretty juga mengungkapkan adanya penyegelan ruang fakultas yang terjadi sebelum aksi mahasiswa berlangsung. Setelah dilakukan penelusuran, diketahui bahwa penyegelan tersebut dilakukan oleh sejumlah oknum dosen yang juga menolak keputusan reshuffle.

“Ini sudah jelas rangkaiannya. Ada penolakan dari beberapa dosen, lalu muncul aksi mahasiswa dengan isu yang sama. Hal ini sedang kami dalami lebih lanjut,” ungkapnya.

UNIPO, lanjut Rektor Gretty, berkomitmen menjaga stabilitas akademik dan memastikan setiap kebijakan dijalankan secara profesional.

“Kami tidak akan menoleransi tindakan yang mengganggu ketertiban dan merusak nama baik institusi. Kampus harus tetap menjadi tempat belajar, bukan arena kepentingan kelompok atau individu,” tandasnya.

Hingga kini, pihak universitas tengah melakukan klarifikasi dan investigasi internal terkait dugaan keterlibatan oknum dosen maupun dekan dalam penggerakan massa mahasiswa.//Guslan Kaco

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *