
SUARAPOST.ID – Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) “Bohusami” yang digagas Pemerintah Kabupaten Pohuwato bersama Bank SulutGo kembali dipertanyakan efektivitasnya oleh masyarakat.
Program yang diluncurkan sejak 2022 itu sempat digadang-gadang akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di sektor pertanian dan peternakan sapi, namun hingga kini keberlanjutannya dinilai stagnan.
Darwin Jafar, salah satu tokoh masyarakat, menyoroti kurangnya realisasi dari program tersebut. Ia mengungkapkan, bantuan penyaluran dana KUR sebesar Rp10 miliar dari Bank SulutGo yang diperuntukkan bagi pelaku usaha sektor pertanian dan peternakan di Pohuwato, hingga kini belum menunjukkan dampak signifikan.
“Di daerah lain, program serupa menjadi penopang modal usaha masyarakat. Tapi di Pohuwato, program ini justru nyaris tak terdengar. Banyak yang tidak tahu bagaimana cara mengaksesnya, bahkan ada yang mengeluh soal proses pengajuan yang rumit dan tidak transparan,” ujar Darwin. Jum’at (23/5/2025).
Menurutnya, sejumlah faktor membuat masyarakat enggan mengakses program Bohusami. Mulai dari persyaratan administrasi yang dinilai memberatkan, lamanya proses pengajuan, hingga kurangnya informasi dari pihak Bank SulutGo mengenai status permohonan nasabah.
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi II DPRD Pohuwato, Nirwan Due, memastikan akan menindaklanjuti keluhan tersebut. Ia menyatakan pihaknya akan memanggil manajemen Bank SulutGo untuk dimintai klarifikasi.
“Insyaallah ini akan menjadi perhatian kami. Jika tidak ada halangan, Senin pekan depan kami akan mengundang secara khusus pihak Bank SulutGo. Banyak hal yang ingin kami pertanyakan, termasuk soal program KUR ini dan kebijakan lainnya dari pimpinan baru bank tersebut,” kata Nirwan saat dihubungi.
Komisi II DPRD Pohuwato diketahui membidangi urusan perekonomian dan perbankan. Kehadiran program Bohusami sebelumnya diharapkan menjadi jawaban atas kebutuhan pembiayaan masyarakat di sektor produktif. Namun hingga kini, implementasinya dinilai jauh dari harapan.